MEMILIKI
taman indah ditumbuhi warna-warni bunga, pepohonan rindang menghijau
dan berbuah dipekarangan rumah adalah keinginan semua orang. Tetapi
bagaimana jika lahan yang dimiliki terbatas.
Misalkan lokasi
kediaman berada di lorong sempit, tanpa ada tersisa tanah kosong sudah
habis terpakai pembangunan gedung beton, ini bukanlah persoalan pelik
karena kini telah ada alternatif selesaikan problem ini dengan memakai
teori vertikultur.
Secara bahasa vertikultur diambil dari kata
vertical dan culture. Tetapi definisi keilmuan bidang pertanian,
vertikultur adalah sistem budi daya pertanian yang dilakukan secara
vertikal atau bertingkat.
Sistem ini cocok diterapkan di
lahan-lahan sempit atau di pemukiman yang telah padat seperti kawasan
perkampungan warga Boulevard Kota Manado di Jalan Piere Tendean atau
lokasi pemukiman yang berada dibilangan Jalan Sam Ratulangi.
Orang
sering menyebut vertikultur itu sistem tanam di dalam pot yang disusun
atau dirakit secara horizontal serta vertikal atau bertingkat. Dan
sistem inilah yang dianggap sangat cocok bagi mereka yang terkendala
oleh keterbatasan lahan terbuka.
Ada ragam pilihan mengenai jenis
tanaman sistem vertikultur. Di antaranya tanaman sayuran atau tanaman
hias maupun herbal. Sebab itulah, ada hal yang harus dipersiapkan dalam
budidaya tanaman secara vertikultur antara lain pot tempat tumbuh
tanaman dapat menggunakan bahan bambu, paralon atau wadah barang bekas
seperti ember plastik bekas cat.
Secara keuntungan, sistem
pertanian vertikultur mampu berikan efisiensi penggunaan lahan karena
yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional.
Selanjutnya,
penghematan pemakaian pupuk dan pestisida serta kemungkinan tumbuhnya
rumput dan gulma lebih kecil dan dapat dipindahkan dengan mudah karena
tanaman diletakkan dalam wadah tertentu.
Keuntungan lainnya,
mempermudah pengawasan pemeliharaan tanaman. Dan ketika diberikan atap
plastik akan memberikan keuntungan berupa mencegah kerusakan karena
hujan, menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi
penguapan.
Namun dibalik keuntungan vertikultur terdapat
kekurangan yaitu rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara
yang tinggi akibat tingginya populasi tanaman adanya atap plastik.
Karena
itu, sistem penyiraman harus berkelanjutan dan diperlukan beberapa
peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman.
Pelaksanaan
vertikultur dapat menggunakan bangunan khusus (modifikasi dari sistem
green house) maupun tanpa bangunan khusus, misalnya di pot gantung dan
penempelan di tembok-tembok.
Wadah tanaman sebaiknya disesuaikan
dengan bahan yang banyak tersedia di pasar lokal. Bahan yang dapat
digunakan, misalnya kayu, bambu, pipa paralon, pot, kantong plastik dan
gerabah.
Bentuk bangunan dapat dimodifikasi menurut kreativitas
dan lahan yang tersedia. Yang penting perlu diketahui lebih dahulu
adalah karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan sehingga kita
dapat merancang sistemnya dengan benar.
Cara penanaman tergantung
pada jenis tanamannya. Ada yang dapat ditanam langsung di wadah
vertikultur, ada yang harus disemai dulu baru ditanam, dan ada yang
harus disemai kemudian disapih dan baru ditanam di wadah.
Pesemaian
dibutuhkan oleh tanaman yang berbiji kecil, misalnya sawi, kubis,
tomat, cabai, terong, lobak, selada dan wortel. Untuk tanaman yang
bernilai ekonomis tinggi dan membutuhkan perawatan yang agak khusus,
misalnya paprika, cabai hot beauty atau cabai keriting dan tomat buah
dilakukan cara penanaman yang terakhir.
Teknik vertikultur bisa
dikembangkan dengan menggunakan rak, menyusun batako di pojok tembok
atau lainnya. Sementara, sebagai wadah tanaman, bisa digunakan gelas
plastik dari air kemasan, botol bekas sampai kemasan tetrapak. Banyak
tanaman bisa ditumbuhkan dengan teknik ini, tidak rusak juga. Untuk
memaksimalkan pertumbuhan tanaman, bisa digunakan campuran tanah dengan
kompos cacing dengan perbandingan 3 berbanding 1.
Pemeliharannya
mudah, cukup dengan disemprot air. Dengan teknik vertikultur, maka
setiap rumah tangga misalnya mampu produksi sayuran organik secara
mandiri dan mampu hasilkan tanaman herbal yang ditumbuhkan sendiri
sesuai selera bertani anda.
Bagaimana mudah bukan terapkan pola
vertikultur yang bergaya menanam secara berundak, vertikal. Ini lebih
menghemat tanah, area, dan juga artistik. Jadi tidak ada alasan lagi
untuk tidak menanam. Mari menanam, walau berbuat sederhana berarti telah
turut membantu selamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim yang
ekstrim, mari bergerak perangi Global Warming ! salam cinta bumi untuk
Indonesia dan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar